Tribun Jambi - Jumat, 15 Juni 2012 11:19 WIB
TRIBUN JAMBI/ WAHYU JATI KUSUMA
Kampus Universitas Jambi di Mendalo
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI -
Ingin masuk program studi pendidikan dokter Universitas Jambi (Unja)?
Siapkan uang Rp 90 juta. Uang tersebut harus disetorkan ke rekening
fakultas kedokteran Unja di Bank BRI sebagai SP3 atau sumbangan orang
tua.
Data yang terlihat pada pengumuman Program Studi Pendidikan
Dokter Unja, dana Rp 90 juta merupakan SP3 untuk calon mahasiswa yang
lulus melalui Jalur Lokal Mandiri. Sementara dana SP3 untuk calon
mahasiswa yang lulus melalui jalur undangan SNMPTN, SNMPTN, dan UMB
adalah Rp 75 juta.
"Itu merupakan sumbangan orang tua. Penyetorannya 7-10 Agustus nanti," ujar sumber Tribun di internal Unja, Kamis (14/6).
Ia
mengatakan, jumlah yang diterima di Prodi Pendidikan Dokter Unja tidak
banyak. Untuk tahun ajaran 2012/2013, total penerimaan tidak sampai 100
orang.
"Kalau tidak salah, jalur undangan 9 orang, UMB 25 orang, SNMPTN 25 orang, dan Jalur Lokal Mandiri 35 orang," ujarnya lagi.
Tidak
hanya uang puluhan juta yang wajib disetor. Selain uang SP3, calon
mahasiswa juga menyetorkan SPP sebesar Rp 3,5 juta. SPP tersebut
disetorkan melalui rekening Bendahara SPP di Bank BNI 1946 Cabang Jambi.
Masih
ada dana lain yang juga wajib disetor. Totalnya sebesar Rp 371 ribu.
Dana ini adalah untuk membayar beberapa hal. Di antaranya dana
registrasi administrasi, senat mahasiswa, asuransi, buku prospectus,
jaket almamater, Ospek/PKK, kartu mahasiswa, pembukaan rekening, iuran
Bapomi/BPSMI, dan suara Unja.
Sayangnya, pihak Fakultas Kedokteran
Unja terkesan agak tertutup terkait jumlah mahasiswa yang akan diterima.
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unja dr Nindya mengatakan bukan
wewenangnya untuk berbicara terkait penerimaan mahasiswa baru FK Unja.
"Dekan
lagi di Jakarta. Itu bukan wewenang saya, langsung ke bu Farida saja,
kepala TU," ujarnya sembari mengangkat telepon menghubungi Farida.
Begitu
juga Kepala Tata Usaha FK Unja, Farida. Ditemui di ruangannya, ia
mengatakan tidak berani berbicara terkait jumlah kursi mahasiswa baru
yang akan diterima. Namun ia sendiri menolak ketika diminta
menghubungkan dengan Dekan FK Unja, dr Armaidi Darmawan yang sedang
berada di luar daerah.
"Kami dipesan agar tidak memberikan nomor
handphone dekan. Saya juga tak berani menghubunginya, beliau lagi acara
di Bandung," ujarnya sembali ke luar ruangan, Kamis (14/6).
Prodi
Pendidikan Dokter Unja menerima mahasiswa dari empat jalur penerimaan.
Keempat jalur tersebut adalah jalur undangan SNMPTN, SNMPTN, UMB, dan
jalur Lokal Mandiri.
Untuk jalur undangan SNMPTN nama-nama yang lulus
sudah bisa dilihat di website Fakultas Kedokteran Unja,
www.fk.unja.ac.id. Sembilan orang dinyatakan lulus jalur undangan di
antaranya adalah alumni SMA Darma Wangsa, SMAN 7 Sarolangun, SMAN 4
Tebo, SMA Titian Teras, dan beberapa sekolah lainnya.
Sementara itu
pelaksanaan ujian tertulis jalur SNMPTN sudah digelar 12-13 Juni lalu.
Menurut informasi dari website fakutas kedokteran Unja, pengumuman hasil
ujian akan dikeluarkan pada 7 Juli, pukul 19.00 WIB.
Lulus tes
tertulis, calon mahasiswa akan menjalani tes kesehatan per 9 Juli dan
tes psikologi sehari sesudahnya. Hasil kedua tes tersebut diumumkan pada
12 Juli 2012. Setelahnya baru melakukan registrasi di Bagian
Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK), 12-14 Juli.
Gagal jalur
SNMPTN masih ada jalur UMB. Pendaftaran dilakukan secara online per 4
Juni hingga 20 Juli mendatang. Ujian tertulis digelar dua hari
berikutnya, 22 Juli, yang hasilnya diumumkan 31 Juli 2012.
Sama
seperti jalur SNMPTN, calon mahasiswa harus melewati dua tahapan tes
lagi, yakni tes kesehatan dan psikologi yang dilaksakan pada 2-3
Agustus, dan hasilnya diumumkan pada 6 Agustus 2012.
Kesempatan
terakhir masuk FK Unja yakni lewat jalur Lokal Mandiri. Pendaftaran
dibuka 4 Juli hingga 4 Agustus. Tidak secara online, melainkan langsung
di Kampus Kedokteran Unja, Jalan Letjen Soeprapto, samping RSUD Raden
Mattaher, Telanaipura, Jambi.
Ujian tertulis jalur lokal mandiri
dilaksanakan 6-7 Agustus, yang hasilnya diumumkan dua hari kemudian.
Calon mahasiswa juga harus mengikuti tes kesehatan dan psikologi pada
10-11 Agustus, dan hasil tesnya diumumkan 14 Agustus 2012.
UI Klaim Termurah
Universitas
Indonesia (UI) mengklaim sebagai universitas negeri termurah. Bahkan
untuk fakultas kedokterannya, mereka hanya menerapkan biaya sumbangan
pendidikan sebesar Rp 25 juta.
Hal ini diungkapkan oleh Martarizal,
wakil ketua panitia tetap penerimaan mahasiswa baru UI. Dia memastikan,
fakultas Kedokteran UI masih jadi favorit para lulusan SMA di Indonesia.
"Kalau
peminat ya paling banyak kedokteran, karena daya tampungnya lebih
besar," ujar Martarizal saat ditemui di gedung pendaftaran simak UI,
kampus UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (13/6).
Menurut Martarizal,
banyaknya peminat calon mahasiswa untuk daftar ke fakultas kedokteran UI
karena biayanya termurah se PTN Indonesia
"Sebenarnya kedokteran UI
itu yang paling murah. Untuk uang kuliahnya Rp 7,5 juta maksimal per
semesternya dan uang masuk pangkalnya Rp 25 juta dan untuk semua jalur
lewat SNMPTN (undangan, tertulis) dan SIMAK," ungkapnya.
Selain
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Kampus
Universitas Riau (UR) membuka Jalur Mandiri. Khusus Fakultas Kedoteran,
setiap calon mahasiswa diwajibkan membayar Rp 125 juta.
"Bagi yang
lewat Jalur Mandiri itu, kita berikan syarat untuk bersedia membayar
dana bantuan tersebut. Artinya setelah dinyatakan lulus seleksi,
nantinya calon mahasiswa langsung membayarkan uang Rp 125 juta
tersebut," kata Kabiro Administrasi Akademik Kemahasiswaan (KAAK), UR,
Afrinaldi.
Hal tersebut dia ungkapkan saat ditemui di ruang kerjanya di Kampus UR Panam, Pekanbaru, Rabu (13/6).
Afrialdi
menjelaskan, bahwa dana Rp 125 juta untuk Fakultas Kedokteran itu
merupakan bantuan dana pendidikan. Dana tersebut diberlakukan bagi calon
mahasiswa yang tidak lulus SNMPTN, sehingga pihak kampus membuka
peluang lewat Jalur Mandiri Penelusuran Bibit Unggul Daerah (PBUD) dan
bina lingkungan.
Jangan Jadi Alat Dagang
Pengamat
pendidikan Arif Rahman menilai, biaya itu tinggi karena persoalan
peralatan. Butuh alat yang mahal dan canggih supaya operasional fakultas
tersebut bisa berjalan.
"Harus cermat menghitungnya. Pendidikan kan
memang butuh biaya, fakultas kedokteran dan teknik itu butuh peralatan
yang mahal," ujar Arif, Kamis (14/6).
Pengajar di Universitas Negeri
Jakarta (UNJ) ini menambahkan, dana yang dibebankan ke calon mahasiswa
pasti sudah melalui penilaian objektif. Mulai dari peralatan hingga
biaya gaji dosen dan kebutuhan lainnya.
Meski begitu, dia juga
mengingatkan agar kampus tidak menjadikan tarif masuk sebagai barang
dagangan. "Yang jelas itu jangan sampai jadi alat dagang," tegasnya.
Sebelumnya,
Universitas Brawijaya (Unibraw) mematok uang Sumbangan Pengembangan
Fasilitas Pendidikan (SPFP) bagi calon mahasiswa Fakultas Kedokteran
sebesar Rp 155 juta. Sumbangan sebesar itu merupakan Jalur Mandiri.
Penulis : muhlisin
Editor : fifi